TEKS SULUH NEWS


Senin, 05 November 2012

Terlepas dari betul dan tidaknya bahwa ada anggota DPR yang menjadi pemeras Mentri BUMN maka timbul berbagai pertanyaan sebagai berikut : 1. Apa gaji anggota DPR kecil?, 2.  Apa tidak ada kerjaan lain sehingga kurang kerjaan ?, 3. Apa DPR itu sarang preman?, 

PAHLAWAN APA? KOK SEBUT PAHLAWAN?

Boleh jadi penghuni taman makam pahlawan kita bakal dihuni orang-orang yang bukan haknya sebagai pahlawan. Mengapa? Kategori siapa saja yang berhak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan tidak tertuang gdalam peraturan yang jelas dan memasyarakat. Tempat itu mungkin akan dihuni jasad orang-orang munafik, koruptor, bahkan penghianat negara.
   Meski di alam akherat Allah akan memilah mereka sesuai amal perbuatannya, namun salah memberikan gelar pahlawan nasional ,  menyesatkan sejarah anak  bangsa ini.
   Bagaimana  penetapan sebagai Pahlawan pada seseorang di era setelah kemerdekaan, atau era setelah proklamasi didengungkan, dan setelah Indonesia 50 tahun merdeka patut ditanyakan? sejauh mana kreteria penetapannya dan disebut pahlawan.
   Kemudian apa tataran apabila disebut pahlawan nasional. Maka apabila pemilihan pahlawan nasional atas dasar kepentingan berbagai macam, misalnya politis, keluarga penguasa, atau sekedar menghormati leluhur yang populair, maka bisa jadi akan meracuni masuarakat dan generasi mendatang. 

Sabtu, 27 Oktober 2012

MAKNA HARI SUMPAH PEMUDA 28 OKTOBER, PEMUDA KITA MASIH TERBELENGGU OLEH KESEMPATAN

Pada tahun 1928 Kongres Pemuda II di Jakarta berlangsung penuh semangat perubahan. Perubahan tentu dimulai dengan cita-cita, keinginan untuk merubah situasi yang kala itu masih terbelenggu penjajahan Belanda.
Di saat kongres Pemuda II yang menelorkan "Sumpah Pemuda " suatu keinginan "mimpi" para pemuda untuk menyatukan bahasa Nusantara, suku Nusantara, dan Budaya Nusantara menjadi Bangsa yang bersatu.
Ketika sumpah itu diucapkan pemuda saat itu, mereka tak tahu bahwa Indonesia merdeka 17 Agustus 1945.
Mereka tak juga meramalkan atau menentukan hari kapan Indonesia Merdeka. Namun cita-cita itu telah bersemayam di jiwa para pemuda. Suatu cita-cita yang sangat dasar sebagai kunci perubahan situasi saat itu.
Kini Setelah Indonesia 67 taun merdeka, justru makin terpuruk dengan apa yang dimaksud  Sumpah Pemuda itu.
Pemuda kita masih terbelenggu oleh kesempatan bahkan dibeberapa tempat dimana pemuda harus tampil. Seperti di berbagai organisasi kepemudaan, tampak yang tua-tua masih ingin saja menjadi pemimpin. Di organisasi politik apalagi, yang muda ditempatkan di barisan "cape" bukan di bagian pemimpin apalagi pemegang kendali. Kemudian pendapat pemuda kadang menjadi suara angin lalu seperti lagu kontemporer yang silih berganti,  dianggap hiburan semata, dan tak dihargai suaranya.
Jika yang tua-tua tetap masih "kemaruk" menjadi pemimpin maka bukan tidak mungkin negeri ini lamban atas  perubahan, lamban merubah tatanan pemerintahan , lamban merubah karakter korupsi , lamban merubah karakter partai politik dan sebagainya.
Bukan tidak mungkin karena masalah yang tua-tua ini tidak memberi kesempatan pada para pemuda, maka kita lambat reformasi. Bagaimana mungkin akan berubah jika para pemimpin partai politik tetap sampai dicabut nyawanya  tidak mau lengser memberikan kesempatan pada para pemuda. Bagaimana mungkin negara menjadi semakin baik, jika suara para pemuda tak didengar. Bagaimana munglkin menjadi negara yang menjadi produsen, jika yang tua-tua beranggapan bahwa daya cipta pemuda Indonesia lebih rendah dari produk luar.
Percuma kita memperingati hari sumpah pemuda kalau yang tua-tua tidak memberikan kesempatan pada yang muda.


Jumat, 17 Agustus 2012

MUKA "GEDEG" PARA PEJABAT DAN MENTRI INDONESIA

Presiden SBY sudah sejak lama terkenal "lambat" mengambil keputusan. Terutama pada mentri dan pejabat negara yang jelas-jelas tidak mampu menjalankan tugasnya.Bahkan juga pada mentri dan pejabat yang santer terlibat korupsi baik langsung ataupun tidak langsung. Keadaan ini terkadang membuat jengkel masyarakat.
Kemudian karakter para pejabat/mentri kita  memang muka tebal (gedeg) mereka tidak akan kapok atau malu atau merasa bersalah. Bahkan lebih banyak bohong dan "mungkir" atas perbuatannya.
Sudah jelas tidak mampu bertugas, berbuat sebagaimana fungsinya, tetap saja "mbalelo" dan "cuek bebek".
Alasan dibuat aneka macam untuk menutupi perbuatannya yang kurang beres.
Sebagaimana contoh adalah mentri Andi Mararangeng yang memang jelas kurang "beres" menangani olah raga.

67 Merdeka , Negeri Miskin Prestasi Olah Raga

Prestasi olah raga Indonesia dalam era SBY ini merupakan prestasi terpuruk dalam sejarah olah raga Nasional, terutama prestasi olah raga di event-event internasional. Namun anehnya Presiden yang  terkenal lamban mengambil keputusan ini malah membiarkan prestasi olah raga kita merosot dan membiarkan mentri yang menangani olah raga di Indonesia yang banyak "bacot" (istilah preman) nyerocos menutupi kinerjanya yang gagal.

Jumat, 10 Agustus 2012

NEGERI YANG INGIN BEBAS KORUP TAPI SETENGAH HATI

Adalah Indonesia di 2012 ini. Sebuah negeri yang mendambakan bebas dari korup tetapi cita-cita itu digarap  dengan setengah hati. Sejak masalah korupsi dimasukan dalam ketetapan MPR di awal reformasi, garapan pemerintah yang berkuasa sepenjang era ini sampai sekarang dapat diambil kesimpulan hanyalah dagelan dan suguhan tontonan yang klasik bagi bangsa ini. Karena hasil dari kerja pemerintah yang berkuasa dari mulai pemerintahan BJ Habibie, Abdurrachman Wahid, Megawati, sampai SBY tak ada prestasi yang cukup dinilai baik dalam ukuran nasional tentang garapan pemberantasan korupsi.
    Semua hanya omong kosong/ bualan , slogan verbalis, dan program ngambang yang bertujuan untuk membodohi rakyat.
    Berapa trilyun uang negara yang dikorupsi dan berapa uang yang kembali, serta berapa oknum yang menjadi tersangka dan berapa orang yang korup dijebloskan penjara masih belum mencapai prosentase yang dapat dinilai baik.
   Harapan rakyat kepada penegak hukum akan pemberantasan korupsi sebetulnya sudah dipercayakan pada penyelenggara penegakan hukum itu seperti Kepolisian, Kejaksaan, Kehakiman, sampai KPK, namun rakyat hanya menaruh harapan terus menerus tanpa melihat hasil yang berdampak pada perubahan karakter bangsa ini. Malah justru perilaku korup semakin menjadi-jadi. Akhirnya tumpuan harapan kepercayaan itu makin tak jelas dan akhirnya menjadi masa-bodoh dan akhirnya terserah saja pada yang menyelenggarakan pemerintah ini.
   
    

Kamis, 05 Juli 2012

KRISIS KEPERCAYAAN PADA TOKOH-TOKOH NASIONAL, KINI MULAI MEKAR TOKOH DAERAH YANG SIAP MENGGANTIKAN TOKOH NASIONAL

Jelang 2014 pilpres berlangsung, Indonesia tampak mulai ada penurunan jumlah tokoh tokoh yang akan mengganti SBY. Nama-nama masih berkutat pada tokoh-tokoh yang 2004-2008 ketika itu , kini masih saja merasa belum puas. Beberapa diantaranya undur diri karena usia lanjut, namun beberapa menyatakan kesiapannya meski usia makin menua. Mereka yang masih merasa muda tentu berkesempatan tampil kembali, dan yang telah lanjut usia beralasan tidak ada batasan usia dan merasa pengabdiannya belum selesai.
    Sikap legowo agaknya belum dimiliki secara umum dikalangan tokoh-tokoh senior itu. Tidak tahu apakah mengira mereka mengira apa tidak tokoh muda/baru itu  tak sipintar seniornya, atau memang tak ada lagi orang pintar di negeri ini.
   Merasa dibelenggu itu maka bukan tidak mungkin kini akan bermunculan tokoh-tokoh daerah yang mumpuni akan menyatakan siap menggantikan seniornya.
   Di taun taun 70 dan 80-an , seorang gubernur cukup populair di tingkat nasional. Mungkin pengaruh TVRI, atau propinsinya juga masih sedikit. Di taun-taun itu beberapa gubernur banyak yang diangkat menjadi mentri dsb.
   Kini kesempatan itu tidak ada, namun keberhasilan daerah dengan konsep otonomi daerah maka banyak tokoh-tokoh daerah yang cukup layak dipandang sebaai tokoh nasional dan siap menggantikan para seniornya yang kini sudah tampak tua tua.
    Tetapi semua tergantung dari mana tangga itu di pancat. Yang jelas kini tampak tokoh-tokoh daera melanglang ibukota untuk dapat bersaing di kancah tokoh nasional.
   

Rabu, 04 Juli 2012

INDONESIA MASIH BERKUTAT PADA MASALAH SUKSESI KEPALA DAERAH

Oleh Agus Warsono,MSi.
Perhatian Indonesia dewasa ini masih dalam kondisi permasalahan korupsi, suksesi kepala daerah, pimpinan nasional,hukum, pendidikan  dan kemiskinan. Beberapa yang terabaikan diantaranya swasembada pangan, hak asasi, pelestarian sumberdaya alam, pelestarian hewan langka, pertahanan keamanan nasional, produk dalam negeri yang modern, peran Indonesia di luar neggeri, moneter, hutang negara,  pertambaan penduduk serta hal lain yang terabaikan.
    Dalam usia 67 tahun merdeka, sebuah usia yang dalam psikologi memasuki lansia, memang justru "kekanak-kanakan" . Dengan keadaan seperi ini tentu terdapat kekhawatiran Indonesia ke depan. Namun Pemerintah bukannya tidak memahami al ini, sejumlah kementrian yang ada telah dapat mencakup bidang permasalaan yang terabaikan sekarang. Tapi justru Pemerintah sendiri seperti menuruti apa yang dimaui rakyat dan terkadang bersifat menurut asal tidak mengganggu Pemerintahan saat ini.
   Kemauan rakyat yang tidak dibarengi dengan pemikiran dewasa menjadi seolah olah apa maunya rakyat saja. Boleh jadi seperti tak ada solusinya teradap kenaikan subsidi minyak , hutang kita makin bertumpuk, dan bukannya tidak sadar bahwa kita hidup dari utang.